Translate

Kamis, 29 Oktober 2015

MATERI MANAJEMEN STRATEGI

Pendahuluan


1. Pengertian Strategi
           
Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani “strategos” (stratos =militer dan ag = memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Definisi tersebut juga dikemukakan oleh seorang ahli bernama Clauswitz.
Maka tidak mengherankan apabila istilah strategi sering digunakan dalam kancah peperangan, serta strategi digunakan pertama kali dalam dunia militer.
Menurut William F.Glueck dan Lawarence Jauch, strategi adalah sebuah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang dihubungkan dengan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Michael Porter dalam artikelnya yang berjudul Competitive Strategy dalam Harvard Business Review, 1996, mengatakan bahwa strategi adalah sekumpulan tindakan atau aktivitas yang berbeda untuk menghantarkan nilai yang unik.
Sedangkan Thompson dan Strikcland (2001) mengatakan strategi terdiri dari aktivitas-aktivitas yang penuh daya saing serta pendekatan-pendekatan bisnis untuk mencapai kinerja yang memuaskan (sesuai target).
Ada beberapa pengertian strategi lainnya seperti :
·         Strategi adalah kerangka atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan kebijakan dan tindakan/program organisasi
·         Strategi adalah rencana tentang apa yang ingin dicapai atau hendak menjadi apa suatu organisasi di masa datang
·         Strategi adalah pola tindakan dan alokasi sumberdaya yang dirancang untuk mencapai tujuan
·         Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya.
Dari beberapa pengertian strategi diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.       adanya suatu rencana tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan jangka pendek, menengah dan panjang.
2.       untuk menyusun strategi diperlukan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal yaitu : kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman perusahaan (Analisa SWOT)
3.       perlunya suatu keputusan pilihan dan pelaksanaan yang tepat dan terarah guna mencapai tujuan perusahaan
4.       strategi dirancang untuk menjamin agar tujuan dan sasaran dapat dicapai melalui langkah-langkah yang tepat.
2. Manajemen Strategi
Manajemen strategi pada intinya adalah memilih alternatif strategi yang terbaik bagi organisasi / perusahaan dalam segala hal untuk mendukung gerak usaha perusahaan serta perusahaan harus melaksanakan manajemen strategi secara terus menerus dan harus fleksibel dengan tuntutan kondisi di lapangan.
Mengapa manajemen strategi itu penting ?
1.       memberikan arah pencapaian tujuan organisasi / perusahaan
2.       membantu memikirkan kepentingan berbagai pihak seperti mempertemukan kebutuhan pihak pelanggan, pemasok, karyawan, masyarakat.
3.       dapat mengantisipasi setiap perubahan kembali secara merata
4.       berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas.
Karakteristik Manajemen Strategik
n  Berorientasi masa depan
n  Berhubungan dengan unit bisnis yang kompleks
n  Kebutuhan dan kejelasan tugas sangat tinggi seiring perubahan yang terjadi
n  Batas-batas tugas tidak jelas
n  Proses yang dijalankan tidak terpisah dari aktivitas manajerial lainnya
n  Ada target waktu yang jelas
n  Memerlukan perhatian manajemen puncak
Para penyusun strategi :
1.       CEO (Chief Executive Officer) sebagi perencana strategi induk
2.       Dewan komisaris (secara hukum memegang kekuasaan tertinggi)
3.       Para manajer
4.       Staf perencana strategi eksekutif
Unsur  strategi induk :
1.   visi
2.   misi
3.   tujuan
4.   sasaran

3. Tingkatan Strategi

Strategi yang disusun dapat kita bedakan menjadi beberapa tingkatan tergantung pada jenis perusahaan yang melakukannya, apakah perusahaan tunggal (single business) atau perusahaan terdiversifikasi (diversified company).
Strategi Korporat
Strategi yang dirumuskan untuk mencapai tujuan korporat atau bisnis secara keseluruhan mencakup bagaimana mengintegrasikan dan mengelola semua bisnis. Korporat bertanggung jawab membangun “value” dalam bisnisnya. Korporat bertanggung jawabpada portofolio bisnis, memastikan bahwa bisnis akan beroprasi dalam jangka panjang, dan memastikan setiap bisnis yang dimilikinya kompatibel satu sama lain.
Strategi korporat merupakan game plan keseluruhan dari perusahaan diversifikasi. Strategi ini menjadi payung atau pedoman strategi bagi seluruh unit bisnis yang dimiliki perusahaan diversifikasi.

Penyusunan strategi korporat perlu mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:
1.       langkah-langkah untuk memantapkan posisi dan keunggulan masing-masing unit bisnis
2.       langkah-langkah mempercepat tercapainya kinerja bisnis
3.       menentukan cara untuk mencapai kesesuaian strategik (strategic fits) antar bisnis dengan korporat
4.       menentukan prioritas investasi dan mendorong sumberdaya  korporat untuk berdaya guna di bisnis yang paling atraktif dan menguntungkan.

Strategi Bisnis
Strategi level unit bisnis ini bisa berupa strategi di level anak perusahaan, divisi, lini produk, atau profit centre lain yang memiliki otonomi pengelolaan bisnisnya sendiri. Isu dalam strategi bisnis adalah bagaimana mengkoordinasikan fungsi-fungsi bisnis/manajemen untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Di level bisnis strategi yang diformulasikan akan berkaitan dengan posisi bisnis terhadap pesaing, bagaimana mengakomodasi perubahan tren pasar dan teknologi, dan upaya-upaya mempengaruhi persaingan melalui tindakan2 strategis sepeti integrasi vertikal, atau tindakan politis seperti lobi. Strategi generik Mc. Porter adalah contoh strategi bisnis

Strategi Fungsional
Strategi yang diformulasikan dan diimplementasikan di level fungsi manajemen dari tiap bisnis, seperti fungsi SDM, keuangan, operasional, dan pemasaran. Level ini menjadi pusat informasi manajemen strategi di level lebih atas yaitu bisnis dan korporat

Strategi Operasional
Strategi yang diformulasikan dan diimplementasikan di unit-unit operasional seperti penjualan, distribusi, penyimpanan, promosi, persediaan, penggajian dan lain-lain.

4. Proses Manajemen Strategik
      Proses manajemen strategik sebagai berikut :
1.       Mendefinisikan kegiatan utama organisasi (core business), menetapkan visi dan misi organisasi
2.       Menetapkan tujuan organisasi yang terukur
3.       Menyusun / merencanakan strategi untuk mencapai tujuan
4.       Mengimplementasikan dan mengeksekusi strategi
5.       Melakukan evaluasi dan pengendalian
1. Mendefinisikan kegiatan utama organisasi (core business), menetapkan visi dan misi organisasi
Menetapkan Visi Strategik dan Misi organisasi/perusahaan
·   Visi adalah suatu pernyataan yang menggambarkan kondisi perusahaan di masa yang akan datang
·   Visi merupakan cita-cita perusahaan
·   Visi adalah pernyataan yang menjawab pertanyaan where we are going?
Visi yang disusun harus strategik. Visi Strategik adalah visi yang mudah diartikulasikan, mudah dipahami, diterima semua pihak dalam organisasi.
Mengapa visi harus strategik? Visi yang dipahami dan diterima oleh semua pihak (karyawan) akan menjadi magnet yang mengikat mereka pada organisasi. Ketika karyawan memiliki komitmen tinggi dan jangka panjang pada organisasi, maka keputusan-keputusan bisnis akan dapat dihasilkan dan dilaksanakan dengan lebih mudah. Visi strategik mampu merefleksikan aspirasi manajemen dan memberikan gambaran yang jelas mengenai masa depan perusahaan, menjawab pertanyaan “where we are going?”
Visi dapat disusun dengan menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini:
4  Bisnis apa yang kita jalankan saat ini?
4  Bisnis apa yang ingin kita jalankan?
4  Apa yang diinginkan pelanggan kita?
4  Harapan apa yang dimiliki stakeholders
4  Siapa yang akan menjadi pesaing kita di masa yang akan datang?
4  Siapa partner kita (suplier/distributor)
4  Bagaimana teknologi berpengaruh terhadap industri kita?
Misi merupakan pernyataan cara mencapai visi. Misi menjawab pertanyaan what we are doing? Misi perusahaan merupakan pernyataan atau rumusan umum yang luas dan bersifat tahan lama tentang keinginan atau maksud perusahaan. Misi harus fokus pada kebutuhan lingkungan terutama pelanggan. Misi menguraikan bidang produk, pasar, serta teknologi yang ditekankan perusahaan dan hal ini dilakukan sedemikian rupa hingga mencerminkan nilai dan prioritas para pengambil keputusan strategik perusahaan. Ringkasnya,misi harus mencerminkan keunikan atau keunggulan perusahaan.
Hal yang perlu ada dalam misi antara lain  :
n  Pelanggan
n  Produk
n  Pasar
n  Teknologi yang digunakan
n  Komitmen terhadap pertumbuhan, keuntungan atau stabilitas
n  Konsep perusahaan
n  Komitmen terhadap stakeholder

Contoh visi dan misi
PT TELKOM
Visi
To become a leading InfoCom player in the region
Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.
Misi
Telkom mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom " dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.
Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.
2. Menetapkan tujuan organisasi yang terukur
Misi perusahaan masih perlu diterjemahkan kedalam pernyataan-pernyataan yang lebih terukur kinerjanya, ini disebut dengan TUJUAN -- hasil atau outcome yang ingin dicapai perusahaan. Tujuan yang ditetapkan harus meliputi dua kategori atau tipe., yaitu:
1. Tujuan Finansial : Outcome yang berkaitan dengan peningkatan atau pertumbuhan kinerja keuangan, seperti laba, deviden, harga saham
2. Tujuan Strategik : Outcome yang akan menghasilkan daya saing yang lebih besar, lebih kuat, dan     jangka panjang
Prinsip-prinsip penyusunan tujuan:
n  Suitable/cocok/sesuai
n  Feasible/Layak
n  Achievable/dapat dicapai
n  Flexible/lentur
n  Motivating/memotivasi
n  Understandable/dapat dimengerti
n  Linkage/terkait dengan misi
n  Measurable/dapat diukur
3. Menyusun/merencanakan  strategi untuk mencapai tujuan
Proses penyusunan strategi merupakan isu kritis mengenai bagaimana mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan finansial maupun tujuan strategik. Secara umum, kita mendefinisikan strategi sebagai suatu cara mencapai tujuan.
Strategi dapat bersifat hidden atau tersembunyi, tidak mudah diketahui pihak luar, bahkan orang dalam sekalipun, dapat pula bersifat  open, terbuka, orang dapat dengan mudah menentukan strategi yang dilakukan suatu perusahaan. Strategi itu proaktif (intended and deliberate) tetapi sekaligus juga reaktif (adaptive).

Strategi dan Perencanaan Strategik
Menetapkan visi strategik, misi, tujuan dan menentukan strategi merupakan proses merencanakan masa depan perusahaan. Perencanaan tersebut meliputi kinerja perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang, juga mengenai rencana aksi-aksi menghadapi pesaing.
Perencanaan strategi adalah suatu perencanaan kedepan yang ditetapkan untuk dijadikan pegangan mulai dari tingkat Korporat sampai ke tingkat unit bisnis, produk dan situasi pasar.
Perencanaan strategis merupakan strategi induk dari manajemen strategi yaitu : visi, misi, tujuan strategi dan kebijakan.

Tujuan perencanaan strategi adalah  :
1.       mengukur dan memanfaatkan kesempatan/peluang sehingga mencapai keberhasilan
2.       membantu meringankan beban manager dalam tugasnya menyusun dan mengimplementasikan manajemen strategi
3.       agar lebih terkoordinasi kegiatan yang dilakukan
4.       sebagai landasan untuk memonitor perubahan yang terjadi, sehingga dapat segera dilakukan penyesuaian
5.       sebagai cermin atau bahan evaluasi perencanaan strategi sebagai bahan penyempurnaan perencanaan strategi yang akan datang

Dasar perencanaan strategi perusahaan :
1.   perencanaan intuitif antisipasif adalah suatu perencanaan yangn didasarkan pada pengalaman, naluri, pertimbangan dan cara berpikir reflektif seorang manager.
2. perencanaan jangka panjang formal adalah perencanaan berdasarkan prosedur, penelitian melibatkan banyak orang dan menghasilkan seperangkat rencana tertulis.

Proses perencanaan strategi
Proses perencanaan strategi adalah analisis situasi maksudnya untuk menghimpun unsur-unsur yang masuk kedalam kelompok pengenalan situasi yaitu :
1.       harapan masyarakat (pemegang saham, pelanggan, pemasok, kreditor, komunitas)
2.       harapan perusahaan (manajemen puncak, tengah dan karyawan)
3.       data dasar (prestasi masa lalu, situasi saat ini, yang akan datang)
4.       analisa SWOT

4. Implementasi dan Eksekusi Strategi
Implementasi strategi berarti realisasi daripada strategi yang dipilih dan menempatkan strategi pada tujuan yang tepat. Perusahaan diharapkan jangan sampai keliru dalam mengimplementasikan strategi karena hal ini bisa saja terjadi meskipun tujuan telah ditetapkan di awal.
Implementasi strategi sukses jika :
1. adanya kemampuan manajer untuk menggerakan orang secara simultan
2. pengorganisasian unit strategi bisnis (SBU) dan perusahaan harus mencerminkan strategi dan tujuan perusahaan
3. adanya motivasi tinggi
4. terciptanya budaya yang menggambarkan rasa kesetiakawanan yang berkesinambungan
5. adanya suatu sistem yang jelas untuk menghubungkan strategi-strategi dengan rencana pelaksanaan, sehingga yang telah dipilih itu buan sekedar kertas saja

Sabtu, 24 Oktober 2015

METODE PENELITIAN CHINA BENTENG


RINDU KAWAN LAMA @D3 BSI KA CIMONE TANGERANG





KAMI CINTA KOTA TANGERANG....
Kawasan Pecinan pasti ramai dikunjungi wisatawan saat Imlek, seperti juga Tangerang. Ada pecinan Tangerang yang sudah dihuni sejak abad ke-17 yaitu kawasan China Benteng. Yuk jalan-jalan ke sana saat libur Imlek!
Bersama Kokoh, pemandu tur saya, ia menceritakan segala seluk beluk tentang etnis China Benteng Tangerang. Mulanya masyarakat Tionghoa yang sekarang tinggal di kawasan Pecinan Tangerang itu asalnya dari Banten. Kala itu, banyak orang Tiongkok yang berlabuh di Banten. Banten sendiri saat itu menjadi pelabuhan paling padat di wilayah tanah Jawa. Nah, profesi orang Tiongkok sejak dulu menjadi pedagang yang suka mondar-mandir lewat pelabuhan.
Tapi semenjak Jan Pieterzoon Coen masuk, Pelabuhan Banten mulai ditutup dan diganti dengan Pelabuhan Sunda Kelapa. JP Coen meminta kepada Souw Beng Kong, kapiten pertama China untuk mengerahkan orang-orang China agar mengisi seluruh wilayah Kota Batavia. Nah, semasa perjalanan penyebaran masyarakat, mereka tidak semua pergi ke Kota Batavia, tapi menetap di Tangerang.
Kebetulan saat itulah di Tangerang ada benteng Makassar, mereka tinggal di sekitar situ. Maka jadilah sebutan bagi mereka, yakni masyarakat China Benteng yang melekat sampai kini.
Dulu pertama kali masyarakat China Benteng tinggal di area yang sekarang menjadi lokasi Pasar Lama Tangerang dan Klenteng Boen Tek Bio. Hingga akhirnya meluas ke Pasar Baru dan Stasiun Tangerang. Masyarakat China Benteng sekarang tersebar di wilayah seluas lebih dari 10 hektar di kawasan itu.
Masyarakat China Benteng Tangerang kebanyakan orang-orang peranakan. Sebab mereka sudah tinggal lebih dari 15 generasi. Sekarang kalau masyarakat China totok sendiri masih tersisa sedikit saja. Sebab masyarakat China Totok di Tangerang sudah mulai tergerus zaman, hidupnya tidak lebih dari 4-5 generasi. Masyarakat totok sendiri masuk ke Indonesia sekitar akhir abad 19 sampai awal abad 20-an.
Kawasan Pecinan Tangerang konon sudah dihuni orang China sejak abad ke-17. Perkembangan kawasan Pecinan Tangerang lama-lama mengarah ke modern dengan meninggalkan aneka tradisi tinggalan nenek moyang.
Tradisi unik yang dibawa dari Tiongkok di kawasan Pecinan Tangerang adalah adat pernikahan yang disebut Ciu Tao. Prosesinya amat sangat panjang, bisa dimulai dari pukul 05.00 sampai seharian penuh. Baju pengantin yang digunakan saat pesta juga memakai pakaian tradisional China.
Selain pernikahan, adat kematian di kawasan ini juga masih dari sang nenek moyang. Para pelayat dan keluarga harus mengenakan pakaian serba putih. Tapi akhir-akhir ini tradisi tersebut mulai ditinggalkan anak muda sebab sudah kenal urban fashion, tak mau repot dan berpindah agama. Banyak orang China Benteng yang mulai memeluk agama lain baik itu Kristen, Katolik maupun Islam sehingga mereka meninggalkan tradisi tersebut.
Orang-orang China Benteng hidupnya sangat sederhana, biasanya tinggal di kampung seperti kawasan Pecinan Tangerang itu. Banyak pula masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan pedagang.
Kawasan Pecinan Tangerang sudah berubah drastis, tapi masih ada sisa-sisa bentuk rumah kuno yang bertengger di setiap gang-gang. Di sana terdapat pula gedung tua yang dijadikan sarang walet. Letaknya tak jauh dari jalan raya, dekat Sungai Cisadane. Semakin dalam menyusuri gang satu per satu, akhirnya saya menemukan Kelenteng Boen tek Bio yang jadi rumah ibadah mereka. Saat itu, kelenteng terlihat ramai dengan ragam aktivitas umat yang hendak beribadah.
Persis di sebelah kelenteng, terdapat sebuah vihara yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang Buddha. Di sana ada juga masjid tua yang menjadi rumah ibadah warga Islam China Benteng. Masjid Kalipasir namanya. Nah, kalau sudah puas jalan-jalan di sekitar perkampungan China Benteng, traveler harus mampir ke Pasar Lama yang menjual aneka makanan khas China. Harganya jangan ditanya, pasti murah dan semua kuliner menggiurkan.
Rumah ala Tionghoa ada, rumah ibadah juga lengkap, kuliner juga menggiurkan, sejarah juga dapat. Apalagi yang ditawarkan objek wisata tentunya membuat traveler puas. Ayo, jalan-jalan ke Pecinan Tangerang saat liburan panjang Imlek!
Semoga Tangerang Berhasil!!!!

ENTERPRENEURSHIP

PEMULUNG


BAB  1
 PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG

Zaman sekarang ini profesi pemulung telah banyak menjadi bahan pembahasan para pakar dari berbagai sudut pandang. Masalah pemulung bukan hanya disebabkan karena faktor ekonomi semata, dari tinjauan sosial budaya dimana pemulung ditempatkan sebagai objek yang hadir karena budaya kemiskinan dan telah menjadi suatu fenomena yang paling pesat ditengah budaya hedonisme dan materialisme penduduk perkotaan. Seorang pemulung biasanya menunjukkann bahwa kemiskinan merupakan hal yang tak terpisahkan dari keseharian mereka. Tingginya biaya hidup dan persaingan antar banyaknya profesi sejenis menyebabkan taraf hidup pemulung yang jauh dari kesan layak, untuk makan sehari-hari kadang-kadang mereka pun harus berutang. Mereka menggunakan emperan toko, gerobak ataupun lapak sebagai tempat tinggal yang tentu rawan akan penggusuran dari pihak pemerintah yang menganggap mereka sebgai sumber penyebab kekumuhan dan perusak ketentraman. Selain itu pandangan masyarakat bahwa pemulung itu liar, kotor, kumal dan suka mencuri juga menjauhkan pemulung dari warga.
            Oleh karena itu pemulung harus senantiasa tetap kreatif  dalam mengembangkan kemampuan diri mereka. Belajar dari pengalaman juga merupakan suatu upaya untuk menciptakan suatu kondisi agar dapat mencapai tujuan-tujuan, yaitu dalam rangka pemenuhan kebutuhan mereka. Sehingga mereka dapat bertahan dalam menghadapi lingkungan dan kondisi social yang berubah –ubah ditengah kemiskinan perkotaan.

1.2  Ruang lingkup

Lingkup kegiatan

Mengumpulkan dan mengklasifikasikan data dan informasi yang berkaitan dengan
1.      Analisis usaha pemulung dan usaha daur ulang
2.      Rumusan model spesifik pengembangan pemulung
3.      Identifikasi potensi usaha pemulung
4.      Identifikasi sebaran pemulung
5.      Identifikasi potensi dan karakteristik pemulung
6.      Identifikasi peraturan perundang-undangan
7.      Identifikasi potensi dan pengembangan wilayah
8.      Identifikasi tehknologi yang dapat diterapkan dalam daur ulang
9.      Simulasi kelompok
10.   Rumusan pola pengembangan pemulung dari aspek usaha dan kelembagaan.

Lingkup lokasi
            Kajian ini memiliki lingkup lokasi daerah dengan mengambil beberapa sample di area pemulung.

1.3 METODE PENELITIAN
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sekaligus berfungsi sebagai instrument utama yang terjun kelapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan data melalui observasi maupun wawancara dan interview secara lebih rinci teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1.    Metode Observasi (Pengamatan).

Pengamatan adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistimatik gejala-gejala yang diselidiki.

2.    Metode Interview

Metode ini disebut juga dengan
metode wawancara, yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan melalui Tanya jawab secara langsung dengan sumber data/objek.

3.    Metode Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif terdapat sumber data yang berasal dari bukan manusia seperti dokumen,foto-foto,video dan bahan statistic.

Metode dokumentasi ini merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yang paling mudah, karena peneliti hanya mengamati benda mati dan apabila mengalami kekeliruan mudah untuk merevisinya karena sumber datanya tetap dan tidak berubah.


1.4 MAKSUD DAN TUJUAN

Dengan mempertimbangkan paparan mengenai pemulung di atas, study ini
menempatkan pemulung sebagai subjek,orang miskin maupun orang
tidak miskin sama-sama memiliki kapasitas dan potensi untuk mengembangkan taktik-taktik
kreatif maupun manipulatif dalam menghadapi kondisinya sehingga batas-batas antara
pemulung dan orang lain menjadi baur. Hal ini jelas berbeda dengan cara pandang
yang memotret golongan miskin sebagai orang yang tidak berdaya dan lemah, karena
mereka memiliki kebudayaan kemiskinan. Hal tersebut juga berbeda dengan penggambaran
orang miskin sebagai orang yang tidak berdaya dan lemah karena mereka terkungkung
dan terkurung oleh kendala-kendala struktural yang datang dari luar diri mereka.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian manusia pemulung ini bersifat empiris dan teoritis.
 Secara empiris,
 Penelitian ini ditujukan untuk merekam gambaran kehidupan suatu golongan masyarakat miskin di perkotaan, yaitu pemulung. Rekaman etnografis diarahkan pada pandangan mereka
mengenai kemiskinan dan cara-cara mereka dalam mempertahankan hidup di perkotaan.
Secara teoritis, penelitian ini mencoba menerapkan satu perspektif antropologis mengenai
bagaimana pemulung  memposisikan diri mereka sebagai subjek aktif  bukan posisi
objek sebagaimana ditekankan dalam pendekatan kebudayaan kemiskinan dan
struktural–dalam melakukan tindakan-tindakan strategis untuk mempertahankan hi


1.5 PERUMUSAN MASALAH

 MASALAH PENELITIAN


Seperti telah dikemukakan bahwa pada dasarnya penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Seperti dinyatkan Emory (1985) bahwa, penelitian murni maupun terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.

Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman, 1998). Bila dalam penelitian telah dapat menemukan masalah yang betul-betul masalah, maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu sudah 50% selesai. Oleh karena itu menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan.

Sumber Masalah

Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan dan adanya kompetisi.


Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan data. Misalnya penelitian tentang SDM, maka masalah SDM, harus ditunjukan dengan data. Masalah SDM misalnya, berapa jumlah SDM yang terbatas, jenjang pendidikan yang rendah, kempetensi dan produktivitas yang masih rendah. Data masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatat pendahuluan terhadap hasil penelitian orang lain, atau dari dokumentasi.Data yang harus diberikan harus up to date,lengkap dan akurat.Jumlah data masalah yang dikemukakan tergantung pada jumlah variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti.Kalau penelitian berkenaan dengan 5 variabel,maka data masalah yang dikemukakan minimal 5.Tanpa menunjukkan data maka masalah yang dikemukakan dalam penelitian tidak akan dipercaya.

Bagi sebagian besar peneliti, upaya penetapan masalah penelitian bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Beberapa peneliti, berdasarkan pengalaman mereka, menghabiskan beberapa hari atau bahkan minggu atau bulan untuk memikirkan masalah yang akan ditelitinya. Mengapa masalah penelitian tidak mudah ditemukan?. Pertama, karena masalah yang dipilih oleh peneliti seyogianya mampu memotivasi peneliti untuk bekerja keras dan penuh semangat. Kedua, masalah yang akan diteliti tidak hanya menarik bagi dirinya sendiri, melainkan juga bisa memperoleh penghargaan dari pihak lain. Ketiga, informasi atau data yang berkaitkan dengan masalah tersebut bisa harus diperoleh. Keempat, peneliti harus yakin bahwa dia mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan masalah yang dipilihnya.
Masalah, dalam bahasa sehari-hari dan juga dalam konteks penelitian dapat diartikan banyak. Pertama, kita mengatakan sesuatu hal adalah masalah jika hal tadi bersifat negatif. Sakit, lapar, rugi, kualitas buruk, kinerja tidak sesuai harapan, target tidak tercapai, dan lain sebagainya. Jadi jika seseorang ditanya “Ada masalah?”, dan jawabnya “tidak”, maka dia merasa tidak ada hal yang dianggapnya negatif. Kedua, masalah tidak selalu harus berarti yang “something wrong”, yang perlu segera ditanggulangi. Masalah dalam penelitian dapat saja “sekedar” berupa hal yang menarik untuk diteliti bukan karena “keburukannya”, tetapi justru karena “kebaikannya”, “kehebatannya”, atau “keunikannya”. Misalnya saja, ada sebuah organisasi yang menerapkan suatu sistem kerja baru yang berhasil meningkatkan kinerja organisasi tersebut, oleh karena itu sistem kerja baru tersebut menarik untuk diteliti, dan hal tersebut dapat dijadikan sebagai masalah penelitian. Ketiga, masalah juga kadang diartikan sebagai topik atau isu suatu diskusi atau pembicaraan. Misalnya, tidak jarang kita mendengar orang berkata : “Masalah yang akan dibicarakan minggu depan adalah teknik memasak ikan”. Keempat, masalah juga banyak dimaknakan sebagai suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Jika seharusnya (harapan) pegawai masuk pukul 07.00 wib., namun kenyataannya sebagian besar mereka masuk pukul 08.00, maka di dalamnya ada masalah.
Namun apa pun pengertian tentang masalah dalam penelitian, pada akhirnya pengertian tentang hal itu bermuara pada konsensus bahwa “apa pun yang ingin diketahui” oleh peneliti, itulah masalah penelitian. Peneliti perlu pula mampu membedakan antara simptom (symptom) dengan masalah. Misalnya, seorang manajer telah berupaya meningkatkan produktivitas dengan cara memperbesar upah perpotong produk yang dihasilkan, namun upaya tersebut kurang berhasil. Apa yang terjadi tersebut walau sudah menunjukan adanya masalah, namun bukan merupakan masalah yang sesungguhnya, melainkan merupakan “symptom” (tanda-tanda sesuatu sedang dalam kondisi buruk). Masalah yang seharusnya diteliti adalah faktor-faktor yang memang dianggap sebagai penyebab munculnya simptom tadi. Misalnya saja motivasi kerja, ketrampilan kerja, atau hal lainnya. 

Sumber masalah
Kadang kita bertanya pada diri kita sendiri :” Di mana saya bisa menemukan masalah yang sekiranya pantas untuk diteliti?” Ada beberapa tempat yang dapat dijadikan sebagai sumber masalah. Pertama adalah dari teori. Seperti yang dikemukakan oleh Kerlinger (1973) : “Teori adalah seperangkat konstruk atau konsep, definisi, dan proposisi yang saling berkaitan satu sama lain, yang mampu mewakili pandangan yang sistematik tentang suatu gejala (phenomena) dengan cara menspesifikasikan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan dan memprediksi gejala tersebut” 
Banyak teori yang relevan dalam bidang administrasi atau manajemen, misalnya teori motivasi dan kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, struktur organisasi, budaya organisasi, dan teori-teori lainnya. Dari dalamnya dapat ditarik satu topik yang bisa dijadikan sebagai masalah penelitian. Teori adalah teori, bukan wadah dari kumpulan fakta. Artinya dalam teori terdapat generalisasi dan prinsip-prinsip yang dihipotesiskan yang perlu dibuktikan kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Benarkah motivasi berkorelasi positif dengan kinerja?, benarkah perilaku yang diinginkan dapat muncul melalui penerapan “reward and punishment”?, benarkah gaya kepemimpinan partisipatif lebih efektif dibandingkan dengan gaya otoriter?.
Sumber lain yang juga bermanfaat adalah berasal dari pengalaman pribadi peneliti. Misalnya, seorang mahasiswa seringkali mengalami hambatan ketika harus berurusan dengan pegawai-pegawai dari sebuah instansi. Jarang sekali urusan yang diselesaikan oleh instansi tersebut tepat waktu. Kejadian tersebut (simptom) dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk menetapkan masalah penelitiannya. Jadi pengalaman-pengalaman praktis dapat juga merupakan sumber masalah penelitian. 
Sumber masalah lainnya adalah literatur atau bahan-bahan bacaan ilmiah atau pun populer. Jurnal-jurnal, majalah, koran, atau bahkan laporan-laporan penelitian. Melalui informasi-informasi yang ditulis di media-media tertsebut, peneliti bisa menemukan sesuatu hal yang mungkin menarik untuk ditelitinya. 
Peneliti juga dapat menemukan masalah melalui interaksi dengan orang lain. Berbicang-bincang dengan pimpinan suatu organisasi, dengan pegawainya, dengan pengguna jasa organisasi tersebut. Penelitian tentang kepuasan pegawai, kepuasan pelanggan, dan komitmen organisasional, biasanya diawali dengan obrolan-obrolan santai, tanpa disengaja. 

Mendefinisikan masalah.
Definisi masalah atau pernyataan masalah (problem statement) pada dasarnya merupakan pernyataan yang mampu menggambarkan sesuatu yang ingin diketahui oleh peneliti, dan melalui penelitiannya dia akan memperoleh jawabannya. Karena merupakan suatu keingin-tahuan, maka umumnya definisi masalah penelitian berbentuk kalimat tanya.

Berdasarkan pemahaman di atas maka dapat diajukan perumusan masalah sebagai
berikut:

1. Bagaimanakah karakteristik pemulung?
2. Bagaimanakah karakteristik kerja pemulung?
3. Bagaimanakah bentuk hubungan sosial antar pemulung itu sendiri, antara pemulung
    dengan lapaknya, masyarakat sekitar, dan pemerintah setempat?
4. Bagaimanakah hubungan antara karakteristik pemulung dengan karakteristik kerja
   dan hubungan sosial pemulung serta hubungan karakteristik kerja dengan hubungan
    sosial pemulung?
5. Bagaimanakah keadaan kesejahteraan pemulung?



BAB II
PEMBAHASAN

Pemulung adalah orang yang memungut barang-barang bekas atau sampah tertentu untuk proses daur ulang. Pekerjaan pemulung sering dianggap memiliki konotasi negatif.
Ada dua jenis pemulung : pemulung lepas yang bekerja sebagai swausaha, dan pemulung yang tergantung pada seorang bandar yang meminjamkan uang ke mereka dan memotong uang pinjaman tersebut saat membeli barang dari pemulung. Pemulung berbandar hanya boleh menjual barangnya ke bandar. Tidak jarang bandar memberi pemondokan kepada pemulung, biasanya di atas tanah yang didiami bandar, atau di mana terletak tempat penampungan barangnya.Pemulung merupakan mata rantai pertama dari industri daur ulang.
2.1 PENGENALAN DIRI SENDIRI
Mengenl diri sendiri merupakan langkah baik dan pertama dalam usaha membangun relasi yang baik dengan diri sendiri.Mengenal diri berarti :Memahami kekhasan fisik,kepribadian,watak dan tempramennya,mengenal bakat-bakat alamiah yang dimilikinya serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri dengan segala kekuatan dan kelemahannya.Dengan mengenal dir sendiri,seseorang dapat mengenal kenyataan dirinya,dan sekaligus kemungkinan-kemungkinan,serta (diharapkan) mengetahui peran apa yang harus dia mainkan untuk mewujudkannya.Ada beberapa cara untuk mengenal diri sendiri yaitu:
·         Melalui sejarah perkembangan diri
·         Melalui penelusuran bakat dan kepribadian
·         Melalui pengalaman sehri-hari
·         Melalui kebersamaan dengan orang lain
·         Melalui kaca mata orang lain
·         Melalui refleksi Pribadi

Adapun manfaat dan tujuan  mengenal diri adalah
1.      Seseorang dapat mengenal kenyataan dirinya dan sekaligus kemungkinan-kemungkianan,serta (diharapkanmengetahui peran apa yang harus dia mainkan untuk mewujudkannya..
2.      Sebaliknya orang yang tidak mengenal dirinya,tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan dan dikembangkannya.
3.      Tidak memahami posisi diri akan membuatnya sulit mengarahkan diri kepada tujuan sulit mengarahkan diri kepada tujuan hidupnya,sehhingga gagal dalam pergaulan hidupnya.

 Mengenal Pemulung

Topik seorang pemulung dikawasan Tangerang beberapa waktu lalu di area pemulungan,mereka mengenalkan diri dengan lantang apa yang selama ini dikerjakan bersama kawan-kawannya.Dengan modal keyakinan Topik merantau ke kota Tangerang bersama temannya.Hanya berbekal lulusan SD mereka datang ke kota.Setelah sekian lama kesana kemari mencari pekerjaan tidak kunjung diterima untuk bekerja.Pada akhirnya Topik diajak  seorang teman untuk ikut bekerja,Dengan kegiatan sehari-harinya memunggut barang-barang bekas di tempat bak sampah dan jalanan.
Bapak Rusdani seorang pemilik lapak sekaligus supplier barang-barang bekas dari pemulung.beliau mengijinkan observasi dan menceritakan kepada kami,tidak dapat mengetahui  dengan jelas mulai kapan para pemulung berada di kota Tangerang. Merujuk kepada Jellinek (1994),kegiatan mendaur ulang gelas,kertas,kardus,besi,kaleng dan onderdil mobil sudah ada sejak 1950-an. Tarjono,seorang pemulung yang telah bergelut dengan barang-barang bekas selama sekitar duabelas tahunan,menuturkan bahwa kehadiran pemulung telah lama di sekitar Tangerang.Ia sendiri tak tahu mulai kapan,namun yang jelas sebelum ia menjadi pemulung,sudah ada pemulung duluan.Menurut Tarjono,sekitar duabelas tahun yang lalu pemulung masih sangat sedikit,tidak seperti sekarang ini yang semakin bertambah jumlahnya.Mungkin karena zaman sekarang ini sangat susah mencari pekerjaan yang layak.Ia menuturkan di kalangan pemulung,ada pembedaan sebutan bagi pemulung yang tinggal di jalan,pemulung yang tinggal di rumah kontrakan dan pemulung yang membeli barang bekas.Pemulung yang tinggal di jalan dan menjadikan gerobak sebagai rumahnya menyebut dirinya sebagai gembel,sementara pemulung yang tinggal di sebuah rumah,dalam hal ini termasuk juga yang tinggal di lapak,disebut sebagai pemulung kampung dan pemulung yang mencari barang bekas dengan membeli dikenal sebagai cinlong.Memulung memiliki risiko kerugian yang relatif kecil.Rugi adalah kondisi terjadinya defisit dari modal awal yang dikucurkan.Bagi pemulung,kondisi merugi merupakan suatu pengalaman yang menakutkan,apalagi jika kerugian tersebut terjadi secara terus-menerus.Keadaan merugi memang dapat menimpa siapa saja dan dipengaruhi oleh beragam faktor.Namun,tetap saja secara ekonomi menjauhi kerugian merupakan sebuah kewajaran.Pengalaman pak Tarjono menunjukkan bahwa pilihan menjadi pemulung bukan disebabkan oleh ketidakmampuan untuk melakukan pekerjaan lain,melainkan karena mereka menganggap memulung sebagai pekerjaan yang tidak berisiko rugi dan memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada mereka.Rugi yang mereka maksudkan adalah rugi secara materi (digaruk,tidak laku,digusur) dan nonmateri dalam bentuk keadaan di bawah kekuasaan orang lain.Memulung memang bukan pekerjaan tanpa risiko,termasuk kerugian. Menurut penuturan beberapa pemulung lainnya,kerugian yang mereka alami tidak sama dengan kerugian pada pekerjaan
mereka sebelumnya.
 Tempat Tinggal
Bagi pemulung,lokasi merupakan kebutuhan penting sebagai bagian dari tempat tinggal,meski lokasi tersebut bersifat sementara saja dengan kata lain,mereka dapat pindah kapan saja.Lokasi bagi pemulung bermakna alamat,selain juga dapat diartikan sebagai pangkalan,seperti stasiun atau terminal bus.Ke arah manapun mereka mengembara,mereka akan kembali ke lokasi yang dipilih sebagai tempat tinggal, selama lokasi tersebut masih dianggap tepat aman.Keragaman sudut kota menjadikansi pemulung memiliki cukup banyak pilihan dalam menentukan lokasi.Melalui serangkaian pertimbangan,pada gilirannya pemulung akan memilih lokasi yang dianggap tepat.Beruntung pak Tarjono memiliki seorang bos yang menyediakan tempat tinggal didalam lapaknya…
Area memulung
Pekerjaan sehari-hari pemulung adalah memulung, yakni mengumpulkan barang bekas untuk dijual atau dimanfaatkan sendiri.Bagi pemulung tidak ada target lokasi utama sebab barang bekas bisa didapatkan di mana saja.Memang ada sebagian pemulung yang hanya memilih satu lokasi tertentu,tetapi kebanyakan dari mereka tidak menggantungkan diri pada satu lokasi saja.Lokasi-lokasi yang dituju terkadang dekat, namun tak jarang lokasi target terletak relatif jauh dari tempat tinggal mereka.Dalam sehari pemulung dapat berjalan kaki menempuh perjalanan puluhan kilometer,sebuah pengembaraan yang tak banyak dilakukan oleh warga lain dengan kekuatan kakinya.Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,kami telah mengidentifikasi lokasi kerja pak Jon,Dengan area yang sudah dibagi atau wilayah operasi memulung.Biasany pak jon panggilannya beroperasi di wilayah Permukiman warga Kreceng dan wilyah Cibodas.Permukiman warga merupakan tujuan strategis dalam mengumpulkan barang-barang bekas.Permukiman yang dijelajahi meliputi permukiman kampung maupun kompleks perumahan.Di kampung,pak jon menyusuri gang dan lorong,serta bak sampah untuk mencari barang bekas yang dibuang,sementara di kompleks perumahan,tempat tujuan pak jon adalah bak-bak sampah di depan setiap rumah warga setempat.Kebanyakan warga kompleks perumahan dianggap sebagai warga kaya yang tidak peduli dengan barang bekas.Namun,tidak semua kompleks perumahan dapat dimasuki oleh pemulung dengan mudah.Karena sesuai pembagian area itu setiap pemulung yang lain tidak boleh melanggarnya,karena juga akan minimbulkan konflik internal pemulung.Selain itu juga pihak keamanan komplek melarang masuk.
Kesehariannya
 Menjelang subuh,pada saat warga kebanyakan masih dibuai mimpi,pak jon telah
mempersiapkan diri untuk menjalankan rutinitas kesehariannya.Biasanya pak jon memulai aktivitasnya menjelang pukul 06.00.Pilihan waktu tersebut didasarkan pada kebiasaan warga masyarakat dalam membuang sampah.Di antara pemulung,ada yang memulai aktivitasnya sejak pukul 05.00.Mereka yang keluar memulung lebih siang dan terkadang didahului oleh pemulung lainnya,akan merasa aman dalam bekerja,yaitu aman dari prasangka dan tuduhan mencuri yang seringkali dialamatkan oleh warga masyarakat pemukiman kepada para pemulung.Pak Jon memulung dengan menyisir jalanan dengan beralaskan sandal jepit,bahkan terkadang tanpa alas kaki sama sekali.Berjalan melalui jalan masuk gang lalu masuk ke permukiman
warga,kemudian keluar ke jalan lagi.Sesekali mereka berhenti dan mengorek-ngorek
tempat sampah dengan gancu atau tangan untuk mengumpulkan barang-barang bekas. Memulung dilakukan terkadang bersama seluruh atau sebagian kawa-kawan pemulung,atau sendiri-sendiri.Pada saat memulung,tidak semua pemulung membawa
gerobaknya.Gerobak yang tidak digunakan biasanya dititipkan di warung atau tempat yang mereka percayai.Tetapi beda dengan pak jon dalam kondisi seperti itu,biasanya memakai karung goni atau karung plastik sebagai tempat untuk menampung hasil memulungnya.Pemulung telah memiliki lokasi-lokasi tertentu yang dituju sebagai daerah operasi rutin.Mereka paham ke mana mereka harus membawa karungnya, meski terkadang mereka hanya mengikuti perasaan mereka saja bahwa di suatu tempat ada banyak barang bekas yang mereka butuhkan.Lokasi-lokasi yang dianggap wilayahnya senantiasa dikunjungi setiap saat dari berbagai arah,misalnya dari depan atau dari belakang.Selama tiga setengah jam,lebih dari 6 km perjalanan telah pak jon tempuh.Berdasarkan wawancara kami,sejak pukul 04.30 sampai pukul 07.00,pak jon telah mengais-ngais 25 buah bak sampah di pinggir jalan,wilayah Kreceng,dan Cibodas,lebih dari 154 bak sampah permukiman, dan 5 buah penampungan (sampah) di 17 rukun warga.Untuk menjual barang-barang bekas hasil dari memulung tidak selalu dilakukan pada sore hari.Beberapa pemulung kadang-kadang menjual barang bekasnya pada pagi hari,antara pukul 07.00 dan pukul 10.00.Waktu untuk menjual barang bekas dipilih berdasarkan jumlah barang bekas yang diperoleh.Jika mereka mendapatkan banyak barang-barang bekas dan waktunya masih memungkinkan untuk menjualnya pada hari itu juga,mereka akan langsung menjualnya.Namun,jika barang-barang bekas yang diperoleh tidak banyak,biasanya mereka akan menyimpannya dan kemudian akan ditambah pada hari-hari berikutnya.Mereka kadang-kadang harus menunggu sampai dua hari lamanya.Ada pula sebagian pemulung yang tetap akan menjual barang-barang bekasnya secara harian,berapapun barang-barang bekas yang mereka dapatkan,untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum sehari-hari mereka.Pendapatan pemulung tidak menentu karena hal ini tergantung pada jenis barang yang dijual.Seperti pak jon misalnya kadang-kadang pendapatan yang diperoleh bisa mencapai Rp50.000,00-Rp75.000,00  per satu kali menjual,namun di lain waktu pendapatannya bisa hanya mencapai Rp25.000 per satu kali menjual.Oleh karena itu,bagi pak jon dengan pendapatan seperti itu tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya dan terkadang harus menutupinya dengan cara berhutang kepada pemilik lapak.

2.2 MENERIMA DIRI

 Menerima adalah Suatu sikap memandang diri sendiri sebagaimana adanya dan memperlakukannya secara baik disertai rasa senang serta bangga sambil terus mengusahakan kemajuannya.
Menerima diri sendiri memerlukan kemauan dan kesadaran untuk meliahat fakta-fakta yang ada pada diri sendiri,baik secarra fisik atau spikis,menyangkut berbagai kekurangan dan ketidaksempurnaan yang ada,menerimanya secara total tanpa kekecewaan.Pernyatan ini tidak dimaksudkan untuk mengeluh bahwa kita tidak perlu memiliki kemauan untuk melakukan perubahan atau perbaikan,berlaku pasif dan pasrah menerima nasib.Yang dimaksudkan adalah menerima diri harus dianggap sebagai suatu pra kondisi menuju perubahan demi kebaikan lebih lanjut dari diri sendiri.
Manfaat menerima diri sendiri
1.      Jika kita menerima diri apa adanya,kita merasa senang terhadap diri sendiri,kita merasa sehat,lebih semangat dan seperti tidak banyak masalah.
2.      Dengan menerima diri sendiri,kita merasa diri ini berharga,merasa sejajar dengan orang lain,karena kita menyadari bahwa di smaping  ada kekurangan-kekuranga juga memiliki kelebihan-kelebihan.
3.      Menerima dir sendiri berarti menerima kelebihan dan kekurangan kita,namun kekuranga itu bukan sebagai penghalang untuk maju.
4.      Denga menerima diri sendiri berarti kita telah membangun sikap positif terhadap diri sendiri,memaafkan diri sendir jika melakukan kesalahan yang serius.
5.      Jika mampu menerima diri sendiri,kit akan mampu menerima orang lain,bagaimana kita mengharapkan orang lain menerima diri kita kalau kita sendir tidak menerimanya.



Cara menerima diri sendiri

Mungkin ada orang yang sangat mudah dapat menerima diri sendiri dan ada juga yang susah menerima diri sendiri,bahkan tidak berhasil menerima diri sendiri teutama bila mengalami ketidakpuasan dan kekecewaan terhadap dirir sendiri.Berikut ini ada beberapa cara yang dapat menolong untuk dapat menerima diri sendiri:
Selalu mensyukuri nikmat apa yang telah dimiliki.
Dengan mengcap syukur focus kita bukan pada apa yang belum kita terima,melainkan pada apa yang sudah kita terima dalam hidup kita.Dengan itu juga kita tidak memusatkan perhatian tentang mengapa kita memiliki kelemahan,melainkan bagaimana kita dapat mengatasi kelemahan secara tetap.
1.      Janagan selalu mengekritik diri sendiri.
Kita semua mempunyai kesalahan-kesalahan tetapi tidak perlu selalu membicarakan kesalahan itu,bicarakan hal yang baik-baik saja tentang diri sendiri.ketika melakukan kesalahan berkatalah”Aku melakukan kesalahan” dan bukan “Akulah sumber kesalahan”.
2.      Terima pujian.
Ketika seseorang memuji kita,perlakukan itu sebagai hadiah dan berikan pujian kembali namun tidak boleh berlebihan serta harus mengandung unsur kebenaran.
3.      Luangkan waktu untuk bersama orang-orang positif.
Jika keluarga tidak mendukung,tidak senang kurang bahagia,maka cari teman-teman yang mendukung dan dapat dipercaya.
4.      Tanamkan dalam pikiran bahwa kita akan berhasildan bahagia.
Tindakan ini akan membantu kita percaya diri dan ini disebut hokum pikiran.Apapun yang kita pikirkan kita akan menjadi seperti yang kita pikirkan.
5.      Membaca buku-buku pengembangan pribadi.
Karena pengembangan pribadi adalah proses seumur hidup.Di samping itu kita harus selektif untuk memilih buku-buku bacaan yang bermutu yang dapat menolong  upaya pengembangan pribadi.
6.      Kita harus berusaha menggali potesi yang terbaik dari diri kita dengan senantiasa belajar dan meningkatkan kemampuan diri,memanfaatkan kesempatan serta peluang yang ada.
Dari semua objek yg telah kami riset,kami menarik kesimpulan bahwa para pemulung dapat menerima keadaan mereka yang berprofesi sbg pemulung,mereka mengerjakan pekerjaannya dengan senang hati dan tidak pernah mengeluhkan ataupun menyesali keadaan mereka saat ini.tapi meskipun mereka menerima keadaan mereka saat ini mereka juga memiliki harapan-harapan untuk para anggota keluarga mereka.Pak Topik misalnya beliau menginginkan kehidupan keluarganya lebih layak dari saat ini,beliau juga menginginkan agar anaknya memiliki pendidikan yang layak agar tidak berakhir sebagai pemulung seperti dirinya.
Pun demikian dengan Pak Mansur,dia sedang mengenakan sepotong baju hangat (sweater) dan terbatuk-batuk.Mansur mengaku dirinya sedang demam; suhu badannya naik turun selama tiga hari.Menurutnya,dia sudah batuk selama lima hari dan belum juga sembuh-sembuh.Namun,Mansur tidak pergi berobat ke puskesmas atau dokter.Bahkan,Masnsur tetap bekerja mengumpulkan barang-barang bekas.Beliau melakukan hal tersebut agar tetap dapat bertahan hidup dan dengan harapan agar kehidupan keluarganya menjadi lebih baik.

2.3 MENGEMBANGKAN DIRI

Arti mengembangkan diri adalah:
Suatu usaha sengaja dan terus menerus,tanpa henti,yang dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk,untuk membuat daya-potensi diri (jasmani rohani) dapat terwujud secara baik dan optimal,yang menghantar seseorang pada taraf kedewasaan sesungguhnya.Usaha besar ini merupakan konsekuensi dari kedudukannya sebagai manusia yang diberi akal budi.

Tujuan yang ingin dicapai dengan usaha pengembangan diri ini adalah:
Realisasi optimal ke arah yang baik dari daya potensi yang dimiliki diri sendiri, (jasmani rohani), yang menghantar seseorang pada tingkat matang dewasa,yang membuat dia sanggup membangun relasi yang semakin baik dengan dirinya,dunia, sesama dan Tuhan.
Usaha ini melibatkan diri manusia sepenuhnya dan menggunakan daya dukung yang tersedia baginya.

Cara Mengembangkan Diri
1.      Mengenal dan menerima diri.
Cara untuk mengembangkan diri sendiri adalah dengan berrusaha “mengenal diri sendiri lalu menerimanya”.Dalam penerimaan diri,kita diberi pemahaman memadai tentang keadaan diri kita yang sebenarnya beserta daya potensi yang kita miliki.Dalam penerimaan diri,kita diberi rasa bangga dan optimis tentang diri kita.Mengenal dan menerima diri,membuka pintu bagi usaha mengembangkan diri sendiri.
2.      Memiliki kemauan kuat untuk mengembangkan diri.
Usaha yang disengaja,yang berlangsung tanpa henti.Hal ini tentu tidak mungkin terlaksana tanpa kemauan dan motivasisebagai penggerak.Usaha mengembangkan diri tentu mempunyai banyak tantangan dan tanpa kemauaan yang keras,maka tantangan sedikit saja dapat mematahkan semangat seseorang.Kemauaan keras tampak dalam”kegiggihanseseorang mengatasi tantangan-tantangan”yang dapat dihadapinya dalam rangka mengembangkan diri.
3.      Memanfaatkan kemungkinan yang terbuka.
Ada beberapa macam kemungkinan fasilitas yang terbuka bagi usaha-usaha mengembangkan diri sendiri,termasuk kesediaan mencari dan menggunakan dukungan dari orang atau pihak lain.
4.      Belajar dari kesalahan.
Dalam mengembangkan diri sebaiknya disertai tindakan korektif yakni perbaikan terus menerus,yang kadang kala disertai tuntutan berat,seperti hukuman.Pengalaman masa lalu terutama kegagalan merupakan masukan berharga untuk kemajuan berikutnya.Koreksi ini dapat kita lakukan sendiri dan juga  dengan bantuan orang lain untuk menerima kritik dan meresponnya secara positif.

Hal-hal penting yang perlu dikembangkan sebagai bentuk konkrit pengembangan diri sendiri adalah:
1. Mental yang sehat
2. Integritas diri
3. Mandiri, kreatif, dan inovatif
4. Motivasi diri
Dari keempat aspek di atas,merupakan satu rangkaian terpadu yang saling mendukung dan saling melengkapi.

Mengembangkan diri pemulung
Kebudayaan kemiskinan mencirikan golongan miskin pada pemulung sebagai golongan yang terpinggirkan dan tidak terintegrasi dalam kehidupan masyarakat luas sehingga kecil kemungkinannya individu atau klompok pemulung dapat berpartisipasi secara efektif dalam lingkup ekonomi yang lebih besar lalu hal ini mengakibatkan sikap eksklusif individu.manusia pemulung di halkan pada berbagai persoalan seperti,pemenuhan kebutuhan hidup,persoalan tempat tinggal maupun persoalan terkait upaya mengembangkan kehidupan para pemulung yaitu dengan usaha untuk mempertahankan hidup di kota.menyadari kenyataan ini,yaitu bahwa tidak ada yang dapat menjamin kelangsungan hidup mereka kecuali mereka sendiri dengan demikian mereka mulai mengembangkan diri dengan taktik Membangun Hubungan Sosial dengan pihak lain.Hubungan yang dimaksud adalah jaringan yang bersifat informal.diperlukan agar kepentingan-kepentingan mereka dapat terpenuhi dan mereka dapat memperoleh sumber daya social-ekonomi dan mengatasi berbagai kesulitan yang ada diperkotaan.
Dalam hubungan-hubungan tersebut terdapat beberapa kategori yaitu,hubungan vertikal,hubungan horizontal dan hubungan adaptif;
Hubungan vertikal adalah hubungan antara status yang tidak simetris seperti atasan dan bawahan.hubungan horizontal adalah hubungan yang melibatkan status sosial-ekonomi yang relatif sama dalam arti sumber daya yang diperoleh dan sumber daya yang dipertukarkan.sedangkan hubungan adabtif adalah hubungan yang di dasarkan atas cara mereka dapat beradaptasi dalam lingkup kehidupan mereka.selain itu hubungan-hubungan sosial lainnya dapat dilakukan juga dengan pemerintah agar pemerintah dapat menyediakan tempat-tempat yang layak huni bagi para pemulung dengan demikian dapat dengan mudah Membangun dan Mengembangkan kehidupan dalam diri para pemulung.serta memberikan keuntungan  yang positif bagi kehidupan.



 BAB III
PENUTUP

3.1 Hikmah dari seorang pemulung

pernahkah anda melihat tulisan seperti itu saat memasuki kampung kampung? apa yang ada di benak anda saat itu, merasa kasihan?/ nanti dulu! lihatlah lebih seksama dan pahami secara lebih mendalam dari tuisan tersebut. justru tulisan tersebut mengajak para pemulung untuk lebih kreative,, karena banyak yang berfikir negatif terhadap para pemulung. buktinya sekarang banya para pemulung yang tak lagi memulung barang-barang bekas dengan berjalan kaki. mereka menyewa mobil menggunakan pengeras suara memutar musik dan berorasi kekampung-kampung untuk mencari barang bekas.. apa hasilnya..... para warga berdatangan dan melego barang bekasnya tanpa ada satupun yang mengusir mereka.. subhanallah..
belajarlah... karena belajar itu tak hanya di bangku sekolah. kita dapat belajar dari pemulung, karena sesungguhnya para pemulung itu orang yang jujur dalam berprofesi tidak doble fungsi <sambil mencuri> mereka lebih menang secara kreatif daripada seorang koruptor. tubuh mereka kotor namun mereka bukan koruptor. 
coba kita renungkan pemulung itu mampu memilah terbaik dari yang terburuk. bahkan membuang yang terburuk dari yang buruk-buruk. ia mengambil yang paling baik dan paling bermanfaat. bersyukur,, masih ada yang bisa dimanfaatkan.
lain halnya dengan koruptor mereka justru merusak hartanya yang sebenarnya halal, mencampur adukkan dengan yang haram. ia tidak bersyukur dengan apa yang didapatnya justru merusaknya. korupsi bisa dilakukab oleh para pejabat ataupun orang biasa.
kawan-kawanku jangan pernah malu untuk belajar dari orang-orang yang luar biasa. mau untuk mendengarkan mengumpulkan data dan informasi, memilah lalu memilih yang terbaik. "...yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya." kebiasaan berfikir menang bisa dimulai dengan menggali hikmah dari siapa saja termasuk dari para pemulung. mendengarkan untuk diikuti. menyimak hadits dan sejarah nabi untuk diteladani. menyingkap kearifan sosial untuk mendewasakan diri. jangan pernah merasa pintar karena 

"kebodohan yang paling besar adalah tatkala manusia telah dipenjara oleh pikirannya sendiri hingga ia menganggap bahwa apa yang ia lakukan adalah sesuatu yang paling benar "

setelah memilih jalan fokuskan dan konsentrasikan pada pilihan hidup kita, pilihan jalan kita, pilihan profesi kita, pilihan aktivitas kita, pilihan penghasilan kita, dan pilihan bahagia kita. dengan inspirasi abadi dan panduan yang menerangi dan selalu didepan, menjangkau lebih jauh dari pemikiran manusia.




3.2 Kesimpulan

Menjadi pemulung bukan suatu pilihan tetapi merupakan sebuah proses.Dalam proses ini pengalaman pengalaman sebelumnya turut memengaruhi pilihan seseorang untuk bergelut dengan barang-barang bekas.Pekerjaan-pekerjaan sebelumnya, baik yang formal maupun nonformal,dinilai tidak memberikan keuntungan ekonomi yang berlebih untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.Demikian halnya dengan kebutuhan modal,risiko kerugian, termasuk kerugian akibat penggusuran tempat tinggal,membuat pemulung memilih untuk menggelandang agar kerugian tersebut tidak terulang kembali.Pada gilirannya,pilihan menjadi pemulung lebih didasarkan pada keinginan untuk dapat menjalani hidup secara bebas dan bekerja tidak di bawah tekanan,lepas dari kungkungan kekuasaan orang lain yang dengan sesuka hati memerintah,mengawasi dan memberikan target tertentu.Menjalani hidup sebagai pemulung bukanlah hal yang mudah. Pekerjaan memulung membutuhkan kekuatan fisik, terutama bagi anak-anak yang dilibatkan.Di samping itu,mereka harus mengenakan pakaian kumal, tak memiliki jaminan kesehatan,tidur di emper atau gerobak,makan sebungkus nasi berdua di dekat container sampah dan hidup tanpa teguran orang-orang di sekeliling mereka.

3.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diajukan beberapa saran diantaranya untuk
pemerintah sebagai pemegang kebijakan dan akademisi sebagai kaum intelektual.
Bagi pemerintah, perlu adanya kerjasama lintas pemerintah desa, kecamatan, dan propinsi dan perhatian yang lebih kepada pemulung terkait dengan masalah migrasi dan masalah
KTP Musiman yang selama ini kurang mengontrol keberadaan pemulung di Desa
Kedaung. Mengingat isu yang saat ini sedang berkembang, maka apabila hal ini tidak
segera di atasi, keadaan seperti ini dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak
bertanggungjawab. Pemerintah pun perlu membentuk organisasi pemulung Desa
Kedaung untuk memudahkan kontrol terhadap mereka, serta memudahkan komunikasi
antara pemulung dengan pihak di luar pemulung. Pemerintah, baik pusat maupun
setempat, perlu menyalurkan program-program beasiswa sekolah untuk diberikan
kepada anak-anak pemulung, dan sosialisasi adanya lembaga kesehatan cuma-cuma
untuk meringankan beban hidup pemulung, khususnya pemulung di Desa Kedaung
dengan kemudahan administrasi.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat perdesaan, baik di sektor pertanian maupun di
sektor industri, baik industri kecil maupun industri rumahtangga serta perbaikan pada
sistem agribisnis perlu diperhatikan dan dikaji secara mendalam oleh pemerintah dan
akademisi.Untuk para akademisi, perlunya penelitian lebih lanjut mengenai program
kesejahteraan yang lebih bersifat lokal dan spesifik jenis pekerjaan, baik di daerah yang menjadi tujuan pemulung, maupun daeah asalnya.
Selain itu, perlunya program pemberdayaan yang melibatkan seluruh aspek
masyarakat, pemerintah dan kalangan akademisi untuk meningkatkan kemampuan
130
pemulung dalam hal mentalitas usaha dan hidup, serta rohaninya untuk meningkatkan
kapabilitas diri pemulung dan kesejahteraannya.
Sebagai saran untuk penelitian lanjutan, aspek kepemilikan tempat tinggal atau
rumah responden perlu dipertimbangkan dalam mengkaji kesejahteraan pemulung.
Mengingat pemulung adalah migran, maka salah satu kriteria ksesejahteraan menurut
BKKBN 2003 yaitu bagian terluas dari ruangan bukan tanah, perlu untuk dicermati lagi.

Daftar pustaka


Twikromo, Y. Argo (1999) Pemulung Jalanan Yogyakarta. Yogyakarta: Media Presindo.
Valentine, C. (1968) Culture and Poverty: Critique and Counter Proposal. Chicago: University of
Chicago Press.
Warta Kota (2005) ‘Masyarakat dan Aparat Pemerintah Sudah Tidak Peduli Lagi.’ Warta Kota 6 Juni.
Wirosardjono, Soetjipto (1986) Gelandangan dan Pilihan Kebijaksanaan Pembangunan, dalam
Gelandangan : Pandangan Ilmuan Sosial. Jakarta: LP3ES.
Wiroutomo, Paulus (1994) Sosialisasi Keluarga dan Perubahan Sosial, Prisma No. 6 Tahun 1994.

Jakarta.